Kamis, 22 Agustus 2013

Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Ilmuwan yang berpikir filsafati, diharapkan bisa memahami filosofi kehidupan, mendalami unsur-unsur pokok dari ilmu yang ditekuninya secara menyeluruh sehingga lebih arif dalam memahami sumber, hakikat dan tujuan dari ilmu yang ditekuninya, termasuk pemanfaatannya bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu, maka proses pendidikan hendaknya bukan sekedar untuk mencapai suatu tujuan akhir tapi juga mem-pelajari hal-hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Sehingga, ilmuwan selain sebagai orang berilmu juga memiliki kearifan, kebenaran, etika dan estetika. Secara epistemologis dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan yang ada saat ini merupakan hasil dari akumulasi pengetahuan yang terjadi dengan pertumbuhan, pergan-tian dan penyerapan teori. Kemunculan teori baru yang menguatkan teori lama akan memperkuat citra sains normal.

Tetapi, anomali dalam riset ilmiah yang tidak bisa dise-lesaikan oleh paradigma yang menjadi referensi riset, menyebabkan berkembangnya paradigma baru yang bisa memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya (mela-hirkan revolusi sains). Tumbuh kembangnya teori dan pergeseran paradigma adalah po-la perkembangan yang biasa dari sains yang telah matang. Berkembangnya peralatan analisis juga mendorong semakin berkembangnya ilmu. Contoh epistemologi ilmu dimana terjadi perubahan teori dan pergeseran paradigma terlihat pada perkembangan teori atom, teori pewarisan sifat dan penemuan alam semesta. Dalam perkembangan ilmu, suatu kekeliruan mungkin terjadi terutama saat pembentukan paradigma baru. Tetapi, yang harus dihindari adalah melakukan kesalahan yang lalu ditutupi dan diakui sebagai kebenaran. · Perkembangan teori atom Konsep atom dicetuskan oleh Leucippus dan Democritus (abad ke-6 SM): materi (segala sesuatu di alam) secara fisik disusun oleh sejumlah benda berukuran sangat kecil (atom). Atom merupakan partikel yang sangat kecil, padat dan tidak bisa dibagi, bergerak dalam ruang dan bersifat abadi. Menurut John Dalton (1766–1844) setiap unsur kimia dibentuk oleh partikel yang tak bisa diurai (atom). Pergeseran paradigma terjadi ketika ternyata dibuktikan bahwa atom masih bisa dibagi dan memiliki elektron (J.J. Thomson,1856–1940) dan proton (E. Goldstein, 1886).
Pengetahuan bahwa atom bisa dibagi membuat ilmuwan lalu mereka-reka struktur atom. Thomson, menganalogikan atom seperti roti tawar dengan kismisnya, dimana elektron dan partikel positif terdistribusi merata. Dari penelitian E. Rutherford (1871-1937) disimpulkan bahwa elektron mengorbit mengelilingi nukleus. Postulat ini diperbaiki oleh J. Chadwick (1891–1974): atom memiliki sebuah inti yang terdiri dari nuklei, dan elektron-elektron yang mengorbit mengelilinginya; dan lalu disempurnakan oleh Niels Bohr yang mempertimbangkan efek kuantisasi energi atom. Teori-teori atom dan strukturnya masih terus disempurnakan. Saat ini mulai terjadi anomali yang menggugat paradigma yang sudah ada. Murray Gell-Mann (1964) mengatakan, proton dan netron masih bisa dibagi menjadi quark. · Perkembangan teori pewarisan sifat Pemikiran tentang pewarisan sifat sudah ada sejak jaman dulu. Plato dengan paham esensialismenya menjelaskan, setiap orang merupakan bayangan dari tipe ideal. Esensinya, manusia adalah sama dan keragaman di dunia tidak ada artinya. Perkembangan teori ini diawali dengan dilema yang dihadapi Darwin: apa penyebab variasi dan apa yang mempertahankan variasi? Menurut F. Galton, setiap anak menuju kecenderungan rata-rata dari sifat induknya. Sifat-sifat hereditas konti-nyu dan bercampur, anak adalah rata-rata dari kedua orang tua, maka variasi tidak ada. Sementara menurut Darwin, keragamanlah yang penting, bukan rata-rata tetapi Darwin belum bisa menjelaskan mengapa keragaman tersebut bisa terjadi. Hipotesa sementaranya menjelaskan bahwa kopi sel dari setiap jaringan yang dimasukkan ke dalam darah (gemmules)-lah yang memproduksi keragaman ketika gemmule dibentuk dan dikonversi kembali menjadi sel tubuh pada saat reproduksi. Tapi, perjalanan sejarah ilmu perkembangan sel selanjutnya membuktikan bahwa hipotesis ini salah. Mendell yang melakukan persilangan kacang dan menghasilkan varietas yang berbeda, mulus dan keriput tapi tidak ada yang di tengah-tengah, menyimpulkan bahwa sifat-sifat yang diturunkan bersifat diskrit, ada yang dominan dan ada yang resesif, tapi tidak bisa bercampur. Teori inilah yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pe-ngembangan teori pewarisan sifat. · Perkembangan teori tata surya Prediksi peredaran matahari, bintang, bulan dan gerhana sudah dilakukan bangsa Baylonia, 4000 tahun yang lalu. Kosmologi Yunani (4SM) menyatakan bumi pusat dan semua benda langit mengitari bumi. Konsep ini dipatahkan Copernicus (1473-1543) yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat sistem tata surya dan bumi bergerak mengelinginya dalam orbit lingkaran.
Globalisasi semakin lama semakin menuntut kemajuan dalam bidang teknologi, tak terkecuali dalam hal komputasi (computing). Perkembangan ilmu pengetahuan menuntut teknologi komputer untuk meningkatkan performanya dalam berbagai hal seperti dari kinerja(performance), penyimpanan (storage) dan ketersediaan yang tinggi (high availability). Salah satu jawabannya adalah komputasi dengan performa tinggi (High Performance Computing/HPC).
“Komputer dengan performa tinggi dapat memecahkan banyak masalah lebih cepat, lebih akurat dan lebih murah. Hal ini tidak hanya berlaku untuk bidang ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berlaku untuk bidang industri dan pemerintahan,” jelas dosen Jurusan Fisika FMIPA Unpad, Dr. Irwan Ary Dharmawan M.Si., saat menjadi pembicara pada Workshop on High Performance Computing: From Design to Application. Acara ini diselenggarakan oleh Jurusan Fisika FMIPA Unpad bekerja sama dengan University of Kaiserslautern Jerman di Ruang Jurusan Fisika FMIPA Unpad di Jatinangor, Senin (7/12).
Menurut Ketua Jurusan Fisika FMIPA Unpad Dr. rer. nat. Ayi Bahtiar, workshop ini diselenggarakan sebagai bentuk implementasi MoU antara Unpad dengan University of Kaiserslautern dalam bidang ilmu murni, matematika dan teknologi. “Workshop ini juga diselenggarakan untuk menjalin komunikasi serta berbagi ilmu dan pengalaman dalam bidang komputasi ini dengan sesama peneliti,” jelas Dr. Ayi. Workshop diikuti tidak hanya peneliti dari Unpad saja, tapi tercatat juga dari UGM, ITB, BATAN, LIPI, Unika Atmajaya, Unibraw, Universitas Negeri Jember, Unsri, Institut Teknologi Telkom dan Utrecht University.
Dr. Irwan menyampaikan bahwa HPC ini telah banyak diaplikasikan di berbagai bidang, antara lain dalam hal perkiraan cuaca, desain industri, model astronomi, sumber data, dan lain-lain. “Saat ini, pengembangan HPC masih didominasi oleh negara Amerika Serikat, Jerman, Cina, Jepang, dan negara-negara maju lainnya. Di Indonesia baru beberapa institusi yang mengembangkan HPC ini, tapi keberadaannya masih tersebar di berbagai bagian, tidak terpusat,” jelas Dr. Irwan.
Menurut fisikawan dari University of Kaiserslautern Jerman, Gerolf Ziegenhain Dr. rer. nat, Dipl. Phys., yang hadir sebagai pembicara, HPC sangat dibutuhkan dalam hal akurasi. “Pada perhitungan-perhitungan dengan skala kecil, mungkin kita masih dapat menggunakan komputer biasa. Tapi, apabila sudah melibatkan algoritma yang rumit dan dalam skala besar, kita membutuhkan super computing untuk melakukannya,” jelas Gerolf.
Saat ini perusahaan di dunia yang mengaplikasikan HPC ini antara lain Google, IBM, HP, Cray. Menurut Gerolf, selain perusahaan tersebut, banyak kalangan industri yang menggunakannya untuk pengembangan dan riset produk mereka, kolaborasi dengan perusahaan lain dan interaksi dengan konsumennya seperti call center. Sedangkan di kalangan perguruan tinggi, HPC banyak digunakan untuk penelitian-penelitian. Di kalangan pemerintah, HPC digunakan untuk bagian infrastrukturnya.
Pada workshop ini, hadir pula pembicara lain, yaitu Dr. Yudi Rosandi yang mengangkat materi “HPC, Planning, usage and application”. Dalam workshop ini, peserta akan belajar bagaimana merancang dan menggunakan fasilitas komputer yang paralel. Dari mulai desain kluster dasar hingga konfigurasi yang lebih maju. Tidak hanya diberi pemaparan secara teoritis, tapi peserta workshop ini juga akan diberi pelatihan berupa praktek langsung di laboratorium komputer.


Sumber : Unpad, 7 Desember 2009 - See more at: http://www.artikel.abajadun.com/2012/08/perkembangan-ilmu-pengetahuan-menuntut.html#sthash.sWDrY573.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar